Pagar Pasar Dan Toilet Umum Sudah Jadi Kok di Bongkar, Ada Apa Desa Sidomulyo?

 

Tembok toilet yang di bongkar tanpa sepengetahuan Kepala Desa Sidomulyo - Foto : berita-1.com

Madiun,berita-1.com- Pemerintah Desa Sidomulyo,Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun diduga Mark-Up Dana Desa (DD) dalam pembangunan pagar pasar dan toilet umum.Akibat dugaan Mark-Up Dana Desa ini, berdampak pada kerugian masyarakat dan keuangan negara.

Berdasarkan informasi RAB yang sudah menyebar di masyarakat dan juga di peroleh satu minggu terakir oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garda Wungkur, tampak realisasi 100%, namun melalui informasi yang di dapat ketika di lapangan realisasinya belum nampak dalam angka 100%.

Hal ini di ungkap oleh Ardian Sumo selaku anggota LSM Garda Wungkur kepada berita-1.com pada Sabtu, 25/06/2023 menjelaskan, jika ia menemukan banyak kejanggalan terkait pembangunan pagar yang berada di pasar sidomulyo baru dan pembangunan toilet sebagai sarana penunjang.Sehingga hal ini diduga ada yang tidak lazim yang berindikasi penyalahgunaan penyaluran Dana Desa (DD). 

Pasalnya, dalam pembangunan pagar yang di anggarkan sebesar 166 juta tersebut kini pihak Desa melalui Team Pelaksana Kerja (TPK) membongkar kembali bangunan yang sudah masuk dalam 70% pekerjaan dengan alasan para pedagang komplain jika pagar terlalu tinggi. Tentunya hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dan menjadi polemik di masyarakat  yang ada di Desa Sidomulyo sendiri. 

"Ini aneh, pihak desa apa tidak pernah melakukan sosialisasi sebelumnya kepada para pedagang atau warga untuk kegiatan tersebut ,sehingga pembangunan yang semestinya sudah hampir selesai itu harus di bongkar kembali dengan alasan pedagang merasa keberatan. Ini sangat aneh" Jelasnya sambil tersenyum. 

Di ungkapkan Ardian, keanehan juga terjadi dalam sebuah Rencana Anggaran Biaya, dalam anggaran untuk pembangunan pagar tersebut pihak desa mengganggarkan 1sak semen 40kg dengan harga satuan sebesar 66.600 per 1sak semen, namun praktik yang terjadi lapangan jenis semen tidak sesuai dengan RAB, pihak desa justru membeli semen dengan harga di bawah RAB. Selein semen, pembelian batu belah juga ia nilai ada mark-up. 

"Banyak data yang kita temukan di lapangan, salah satunya yakni semen, harga semen dalam RAB sangat berbanding terbalik ketika kita melihat dilapangan, ia (Pemerintah Desa) malah membelikan semen yang seharusnya anggaranya 66 ribu sekian malah dibelikan semen yang harganya cuma 45 ribu, berapa juta itu keuntunganya. Ada lagi batu belah, batu belah juga di main-mainkan. Kacau proyek ini" Ungkap Ardian geram. 

Lebih lanjut, selain pagar, pembangunan toilet yang ada di pasar juga sangat di sayangkan, pembangunan toilet yang di gelotor dengan anggaran ratusan juta tersebut fisiknya tak nampak seperti bangunan dengan nilai ratusan juta. 

"Toilet anggaranya 113 juta sekian, namun bentuknya biasa-biasa saja, tidak ada atap, tidak memakai genteng, fisiknya sangat biasa. Anggaran tersebut jika di buat membangun rumah saya yakin sudah sangat layak untuk di huni pemiliknya, la ini 113 juta modelnya cuma demikian. Anehnya lagi, toilet sudah jadi, dan saat ini di rehab ulang, bagaimana Pemerintah Desa Sidomulyo ini" Terangnya sambil geleng-geleng kepala. 

Ardian menegaskan, jika kegiatan ini menjadi atensi untuk terus dilakukan sosial kontrol serta pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Tipikor Polres Madiun untuk mendalami temuan yang ada di lapangan. 

"Desa Sidomulyo sangat menjadi atensi untuk terus di lakukan pendalaman, saya sudah pegang datanya, dan saya akan segera mungkin melakukan koordinasi dengan pihak Tipikor Polres Madiun guna mendalami temuan-temuan  yang sudah teejadi. Saya yakin banyak pelanggaran lain selain dua pekerjaan tersebut dan kayaknya ada oknum perangkat desa nakal yang mencoba bermain dalam pelaksanaan ini" Tegas Ardian. 

Dalam hal lain,berita-1.com mencoba mengonfirmasi langsung Kepala Desa Sidomulyo Sumaji, kepada media ia mengatakan, jika pembongkaran pagar tersebut atas dasar kemauan pedagang dan sudah di lakukan musyawarah. Dalam pekerjaan itu ia juga menyampaikan, jika pihaknya tidak pernah di beri laporan atas dana yang keluar oleh Bendahara Desa untuk pembangunan insfratrutur tersebut. 

"Pagarnya terlalu tinggi, sehingga para pedagang meminta kami (Pemerintah Desa) untuk memendekan, karena kami kawatir jika tidak di ikuti kemauan pedagang, mereka (pedagang) akan kembali ke pasar lama. Saya sendiri justru tidak pernah mendapat laporan uang keluar untuk kegiatan itu,saya ini Kepala Desa,tapi saya tidak pernah di lapori kalau ada dana keluar dan semua uang-tersebut di bawa oleh bendahara desa". Akunya kepada berita-1.com.

Di singgung terkait anggaran pembangunan Toilet, ia justru nampak tidak mengetahui bagaimana spesifikasinya dan berapa biaya yang harus di keluarkan. Karena, pihaknya tidak pernah di libatkan dalam pekerjaan tersebut, dan semua pekerjaan di serahkan kepada TPK dan di kelola oleh Bumdes Desa Sidomulyo. 

Meski demikian, ia (Kepala Desa) tidak membantah jika dirinya yang menandatangani pekerjaan tersebut, namun dalam pelaksanaanya ia seperti di tinggal oleh bawahanya. 

"Iya saya yang menandatangani kegiatan itu, saya tahu kalau ada pengerjaan. Namun saya tegaskan kembali saya tidak tahu jika uangnya sudah keluar, bendahara pada saat mengeluarkan uang juga tidak seizin saya. Bukan saya lepas tanggung jawab, dan saya betul-betul tidak tahu jika toilet yang sudah jadi itu di bongkar kembali didingnya,dan itu juga tidak laporan atau memberi tahu saya jika mau di bongkar. Ungkap Kepala Desa dengan heran. (Red/brt-1) 



Previous Post Next Post

View: